Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Itu Butuh Jeda, Butuh Istirahat Karena Kita Bukan Robot!

Hidup Itu Butuh Jeda, Butuh Istirahat Karena Kita Bukan Robot!

Apa jadinya jika kamu naik sebuah mobil, mobil itu kemudian dipacu terus-menerus 24 jam, menuju ke 48 jam, bahkan sampai dengan 56 jam tanpa henti.

Bisa jadi mobil itu akan meledak, bisa jadi sang sopir akan mengalami kecelakaan karena mereka nggak berhenti sama sekali. 

Atau contoh lain, jika kamu menulis tanpa ada spasi pada setiap katanya, bisakah orang merasa nyaman ketika membaca huruf-huruf yang kamu rangkai dalam tulisan tersebut? Pastinya tidak. 

Atau apa jadinya jika kamu setiap hari bekerja tanpa mengenal waktu pagi, siang, sore, bahkan malam?

Mungkin awalnya kamu nyaman, tapi setelah beberapa lama kemudian tubuhmu mulai protes dan kamu pun mulai sakit-sakitan. 

Pada titik inilah kita butuh yang namanya jeda. Kendaraan yang dipacu terus-menerus punya potensi mengalami kerusakan, kehancuran, bahkan kecelakaan. 

Oleh karena itu, setiap kendaraan yang kita gunakan butuh jeda, butuh berhenti sesaat. 

Tulisan yang tersusun dari rangkaian huruf kemudian menjadi kata itu juga butuh jeda, butuh spasi. Tanpa adanya spasi, tulisan itu akan sulit kita nikmati. 

Kita kebingungan memahami kata per katanya karena semua terangkai menjadi satu kesatuan. Pada titik inilah spasi atau jeda itu punya makna yang sangat besar. 


Sebenarnya, ini berlaku dalam hidup kita. Kemampuan kita memahami jeda yang kita butuhkan, yang dibutuhkan pikiran kita, tubuh kita, rasa kita, itu sangat penting. 

Hidup tanpa jeda itu sangat merusak, sementara ketika hidup kita terlalu banyak jedanya, terlalu banyak spasinya, terlalu banyak berhentinya, ini juga menghambat. 

Hidup tanpa jeda itu merusak, hidup terlalu banyak jeda pada akhirnya menghambat. Maka pada titik ini, proporsi itu penting. 

Kamu boleh bekerja keras, tapi kamu harus punya jeda. Kamu boleh fokus berpikir, tapi kamu juga harus punya jeda. 

Kemampuan mengatur jeda, menetapkan kapan istirahat, kapan bekerja, menetapkan waktu yang harusnya kita pakai untuk rehat sejenak, itu sangat penting. 

Berhenti sesaat bukan berarti kita berhenti selamanya. Berhenti sesaat mungkin kelihatan kita akan kehilangan waktu, tapi sebenarnya enggak. Justru kita sedang melakukan akselerasi waktu. 

Mobil yang kita pacu butuh berhenti sejenak bukan berarti karena kita berhenti sejenak kemudian perjalanan kita akan melambat. Justru sebaliknya, perjalanan kita punya potensi lebih cepat. 

Kenapa seperti itu? Ketika kita memacu mobil terus-menerus tanpa adanya berhenti, mungkin mobil itu akan rusak atau sang pengemudi akan lelah dan mengalami kecelakaan. 

Maka pada titik ini, seolah-olah kita beruntung padahal enggak, bekerja tanpa henti, bekerja dengan semangat tanpa adanya jeda, itu bukan pilihan terbaik. 

Memacu mobil terus-menerus itu merusak. Tapi ketika mobil itu kita pacu terlalu lambat dan terlalu banyak berhenti, itu bikin kita nggak sampai pada tujuan. 


Inilah seninya, bahwa hidup itu butuh jeda. Kita harus paham, kemampuan mengatur jeda jadinya terkait dengan kemampuan mengatur pikiran, emosi, dan tenaga kita.

Semakin bagus kita menetapkan jeda untuk kita, semakin bagus proses kita lalui, semakin bagus pencapaian yang akan kita dapatkan. 

Yuk, coba pahami, jangan-jangan mungkin kamu nggak sukses bukan karena kamu nggak usaha, tapi karena usahamu nggak mengenal jeda.

Kamu harus paham kapan waktu istirahat, kapan waktu berhenti. Kamu harus ngerti itu, jika tidak ini punya potensi merusak dirimu. 

Yuk, lebih bijak dalam mengatur waktu jeda karena memang itu kebutuhan kita. Tanpa adanya jeda, bisa jadi hidup kita akan kehilangan makna. 

Itulah pemahaman yang mendalam tentang pentingnya jeda dalam hidup kita. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat ya.