Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Cara Kaya Yang Tak Pernah Diajarkan Di Sekolah

Ketika kecil dulu kita sering diajarkan oleh orang tua bahwa kita harus berhemat, hemat bikin kita kaya. Pepatah juga mengatakan demikian bahwa hemat pangkal kaya.

Pertanyaannya, benarkah seperti itu? Di lain sisi, kita juga sering diajarkan bahwa harus rajin menabung. 

Kalau kita rajin nabung, nanti uang kita akan kompul banyak dan uang yang banyak itu akan sangat bermanfaat untuk kita.

Apakah benar kalau kita rajin menabung uang kita banyak? Yakin uang tabungan itu tidak akan kita ambil untuk belanja?

Hemat memang baik, nabung memang baik, tapi kedua kebaikan itu tidak bakalan otomatis membuat kita menjadi orang kaya.

Terus bagaimana dengan hutang untuk modal usaha? Bukankah selama ini banyak orang mengatakan itu hal baik? Belum tentu.

Hutang untuk modal usaha kalau sukses itu punya sisi baiknya, tapi kalau gagal maka kita harus siap-siap menanggung penderitaan.

Nah, dalam artikel ini kami akan membahas tiga hal baik yang selama ini kita anggap baik untuk hidup kita, tapi belum tentu hasilnya demikian. Jadi seperti apa penjelasannya? Baca artikel ini sampai selesai.


Kenapa sih hidup hemat tidak akan membuat kita kaya?

Kenapa sih hidup hemat tidak akan membuat kita kaya?
Foto: freepik

Hemat itu memang perilaku baik, tapi ini hanya pondasi, dan yang membuat kita kaya bukan hemat. Tapi ketika kita bisa hemat, potensi untuk kaya itu besar.

Sementara  kalau kita tidak bisa berhemat maka bisa dipastikan akan lebih sulit untuk menjadi kaya.

Jadi, hemat itu penting, hemat itu baik, dan hemat adalah pondasi, syarat untuk bisa menuju dan membangun kekayaan, tapi tidak otomatis bikin kita kaya.

Sementara kalau kita tidak bisa hidup hemat, maka hampir dipastikan 99% kita tidak bakalan bisa kaya karena sebanyak apapun uang itu akan habis.

Contoh: Katakanlah ada seorang pekerja, dia punya gaji 3 juta sebulan, kemudian dia hidup sangat-sangat hemat. Akhirnya dia bisa menyisihkan tabungan satu juta rupiah sebulan.

Tiga tahun kemudian, karena fokus hidupnya hanya hemat dan tidak fokus meningkatkan income serta tidak fokus memperbaiki kualitas diri sehingga gajinya tidak berubah.

Ternyata apa yang terjadi? Terjadi inflasi. Biasanya ia bisa nabung satu juta sebulan dan sekarang, walaupun dia masih konsisten untuk berhemat, dia hanya bisa menyisakan 200.000 sebulan.

Pertanyaannya, mau tidak hidup seperti itu? Hemat itu penting tapi hemat itu tidak akan membuat kita menjadi kaya.

Kalau fokus kita hanya pada hemat, maka fokus kita hanya bagaimana caranya mengurangi pengeluaran dan kita tidak berpikir caranya meningkatkan penghasilan.

Padahal untuk jadi kaya, kita harus punya income yang tinggi dan kita punya pengeluaran yang rendah.

Artinya, hemat di sini berfungsi hanya untuk mengurangi pengeluaran, bukan untuk menaikkan level penghasilan.

Jadi pada intinya bukan hemat yang membuat kita kaya, hemat hanyalah salah satu alat dan salah satu cara agar kita bisa kaya.

Untuk kaya, kita harus punya income yang tinggi, kita harus punya pola hidup yang baik, kita harus mampu mengelola pengeluaran, dan salah satunya adalah berhemat sehingga pengeluaran kita lebih sedikit.

Baca juga: Memahami Pola Sukses Dalam Hidup

Kenapa menabung tidak membuat kaya?

Kenapa menabung tidak membuat kaya?
Foto: freepik

Kenapa menabung saja tidak cukup untuk membuat kita kaya? Bukankah kalau kita menabung kita bisa menyisihkan uang dan kemudian uang kita akan banyak?

Ya benar dengan menabung uang kita akan banyak, tapi uang yang banyak itu juga punya potensi untuk habis.

Berapa banyak sih orang yang sudah nabung sampai bertahun-tahun, akhirnya hanya dalam satu jam uangnya habis?

Contohnya, Andi menabung setiap tahun mendapat 12 juta, di tahun kedua juga 12 juta, di tahun ketiga 12 juta dan terkumpul uang 36 juta.

Setelah itu uangnya digunakan untuk membeli motor dengan harga 36 juta dan otomatis uang itu langsung habis.

Pertanyaannya, kapan kayanya kalau cara nabung kita seperti ini? Jadi nabung itu tidak bikin otomatis kita menjadi kaya! Bikin otomatis ngumpulin uang iya, bikin otomatis kita lebih hemat iya.

Tapi kalau ingin tabungan itu bisa membuat kita kaya, tabungan itu harus diubah menjadi sesuatu yang lebih produktif. Misalnya di jadikan modal usaha, untuk investasi atau untuk hal-hal yang sejenisnya.

Tapi kalau tabungan itu kita rubah jadi konsumsi seperti untuk beli motor, untuk beli mobil atau apapun yang sifatnya konsumtif dan tidak produktif maka di titik itu menabung tidak akan membuat kita kaya.

Baca juga: Terlalu Fokus Mencari Uang adalah Kesalahan Besar!

Banyak orang berpikir hutang itu negatif, terlebih hutang konsumtif. Tapi kalau hutang untuk modal usaha itu baik

Banyak orang berpikir hutang itu negatif, terlebih hutang konsumtif. Tapi kalau hutang untuk modal usaha itu baik
Foto: freepik

Memang hutang untuk modal usaha jauh lebih baik daripada hutang untuk konsumtif. Hutang untuk modal usaha itu jauh lebih baik daripada hutang untuk sekedar hura-hura. 

Tapi satu hal yang harus kita pahami. Ketika kita membangun sebuah bisnis, membangun sebuah usaha, income, keberhasilan itu adalah sebuah ketidakpastian, sementara membayar cicilan hutang itu kepastian.

Kalau kita hari ini meminjam uang di bank, otomatis kita akan bayar cicilan hutangnya bulan depan. Tapi apakah bulan depan kita pasti untung dengan modal hutang tersebut?

Jika ternyata bisnis itu tidak benar-benar berjalan, tidak memberikan kebaikan, bahkan bisa jadi modal itu habis maka kita sudah kehilangan kesempatan untuk membangun bisnis sekaligus kita kehilangan kesempatan untuk mengakumulasi uang.

Kenapa kita kehilangan kesempatan untuk mengakumulasi uang? Karena terpaksa uang itu kita gunakan untuk membayar cicilan hutang.

Maka di titik ini, kalian jangan berhutang untuk membangun sebuah bisnis, tapi berhutanglah untuk menumbuhkan bisnis.

Mungkin kalian bertanya, bedanya dimana? Kalau kita membangun bisnis dari nol dan menggunakan hutang sebagai modalnya, kita itu belum tahu bisnis ini bisa jalan atau tidak.

Tapi kalau kita sudah punya bisnis dan perlu dinaikkan levelnya, butuh dinaikkan kapasitasnya, kita pakai hutang tidak apa-apa karena bisnis ini sudah berjalan. Kita sudah tahu perjalanan bisnis ini sampai di titik mana dan pelan namun pasti kita naikkan.

Kalaupun ternyata tidak sesuai rencana, kita sudah punya penghasilan dari bisnis itu karena bisnis yang kita bangun ini bukan bisnis dari nol, tapi bisnis yang sudah ada yang sudah bertumbuh tapi butuh modal untuk dinaikkan.