3 Kebiasaan Keuangan yang Bikin Kamu Selalu Miskin! Ubah Sekarang!
Setiap tindakan selalu didahului dengan keputusan dan ini juga berlaku pada tindakan dalam finansial kita.
Semua selalu dimulai dari sebuah keputusan, apapun keputusan finansial kita pada akhirnya kita pun bertindak dan punya risiko serta konsekuensi.
Pada artikel ini kita akan membahas beberapa keputusan finansial yang biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang miskin.
Bagaimana dengan orang-orang kaya? Mungkin mereka melakukan itu tapi dulu ketika mereka sedang ada dalam wilayah kemiskinan.
Setelah mereka paham polanya dan beranjak dari kondisi tidak baik itu, kemudian bergeser pada keberlimpahan mungkin mereka nggak pernah melakukan itu lagi.
Lantas, apa saja sih keputusan finansial yang hanya dilakukan oleh orang-orang miskin ini? Yuk, baca terus artikel ini sampai selesai ya.
Keputusan Finansial yang Hanya di Lakukan Oleh orang Miskin
1. Menghabiskan uang sebelum uang datang
![]() |
| Foto: freepik |
Pernah nggak bertemu dengan orang-orang yang uangnya sudah habis sebelum uang itu diterima? Contohnya ketika kita mau terima THR, atau mungkin ketika kita mau menerima bonus.
Sebelum uang THR itu datang, sebelum uang bonus itu cair, ternyata uang itu sudah habis. Mungkin kalian bertanya, kok bisa ya kayak gitu?
Ada sebagian orang yang setelah ia tahu bahwa ia akan dapat THR atau mungkin akan dapat bonus, ia pun mulai menyusun anggaran belanja. Sebelum uang itu datang, ia pun telah melakukan aktivitas belanja.
Bisa jadi memanfaatkan kartu kredit atau mungkin pinjaman online atau mungkin paylater atau bisa jadi pinjam ke teman. Pada akhirnya uang THR, uang bonus itu hanya numpang lewat.
Ketika kita hari ini menerima THR, maka hari ini juga uang itu keluar dari kita. Uang itu kemudian kita pakai untuk melunasi hutang-hutang yang selama ini kita lakukan.
Maka nggak heran banyak banget karyawan yang kadang mengeluh uangnya cepat banget habis, uangnya hanya numpang lewat.
THR datang hari ini, hari ini juga uang itu langsung pergi, bonus cair sekarang, sekarang juga bonus itu segera menguap karena kita sudah membelanjakan uang kita sebelum uang itu datang.
Seberapa sering kalian melakukan ini? Jika kalian sering melakukannya, maka pahamilah apa yang kita lakukan ini nggak ada manfaatnya.
Kita mungkin benar bisa membeli apa yang ingin kita beli, bisa mencukupi apa yang ingin kita cukupkan.
Tapi jika ini terus terjadi, jika pola ini terus berulang, maka berapapun lama kita bekerja, kita nggak akan pernah bisa punya apa-apa. Kita akan sulit nabung apalagi investasi, karena uang kita habis sebelum ia datang.
2. Nabung untuk tujuan konsumtif
![]() |
| Foto: freepik |
Pernah nggak kalian menabung untuk tujuan membeli barang yang sangat kita inginkan? Mungkin membeli HP baru atau mungkin membeli motor atau barang-barang lain yang benar-benar kita inginkan.
Kelihatannya keren banget si, tiap bulan kita nabung, tiap bulan kita menyisihkan uang. Tapi setelah uang terkumpul dalam jumlah tertentu, kita pun menggunakan uang itu untuk membeli apa yang kita inginkan.
Setelah kita membelinya, kita merasa senang, namun sayang enggak ada tambahan manfaat yang bisa kita dapatkan selain kesenangan itu.
Sadar atau tidak, tindakan yang sudah kita lakukan ini adalah tindakan menabung untuk tujuan konsumtif. Menabung memang baik, tapi menabung nggak semuanya baik.
Jika tujuan kita menabung adalah untuk belanja, itu nggak ada bedanya seperti kita ngumpulin uang, habis itu kita habiskan dalam sehari.
Jika ini terus terulang dan terus terjadi maka yang kita dapatkan hanya sia-sia. Kita ngumpulin uang selama satu tahun, dalam sehari uang itu habis hanya untuk membeli sebuah smartphone. Tiga tahun lagi, smartphone itu nggak ada gunanya.
Terlebih jika ini kita repetisi, kita selalu nabung dan setelah ngumpul uangnya, uang itu akan kita gunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif.
Sesuatu yang hanya dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang, untuk memenuhi keinginan kita. Akhirnya kita hanya rugi waktu dan biaya.
Bayangkan jika kamu melakukan ini selama 10 tahun dan kamu benar-benar nggak pernah pegang uang untuk ditabung dengan tujuan yang tepat. Setelah 10 tahun bekerja, kita pun hanya punya deretan benda yang pernah kita beli.
Sementara uang tabungan nol, karena hampir sebagian besar uang kita habiskan hanya untuk tujuan belanja.
Menabung dengan tujuan untuk membeli sesuatu yang kita sukai sejatinya adalah sifat dan tindakan konsumtif. Hanya saja pola dan bentuknya diubah.
Jika ada sebagian orang yang memilih berhutang kemudian mencicilnya dalam waktu lama, sementara kalian juga memilih untuk mencicilnya dalam bentuk menabung dan kemudian dalam sehari uang itu dihabiskan hanya untuk membeli sesuatu yang kita sukai.
Rasanya tindakan ini hanya sebagian kecil dilakukan oleh orang-orang kaya, sementara orang-orang miskin hampir sebagian besar melakukannya.
Orang-orang kaya memilih menabung untuk tujuan investasi, bukan untuk tujuan konsumsi. Jika kamu sering melakukan ini, yuk cobalah bijak untuk memperbaiki dan mengubahnya.
3. Fokus untuk sekadar berhemat
![]() |
| Foto: freepik |
Ketika sekolah dulu kita sering diajarkan bahwa hemat pangkal kaya. Pertanyaannya, apakah peribahasa ini tepat? Belum tentu!
Ketika kita hanya sekadar berhemat, ini bagian dari pondasi kecil untuk membangun kekayaan. Untuk mewujudkan kekayaan masih butuh langkah berikutnya, tidak sekadar berhemat.
Jika kita hanya berfokus berhemat dan berharap dengan berhemat kita bisa menjadi kaya, ini sedikit konyol.
Orang-orang yang terlalu fokus berhemat ia lupa untuk meningkatkan income, sehingga jika mereka tidak memiliki kenaikan income ini akan menjadi bumerang dimasa depan.
Karena ketika semua kebutuhan naik sementara gaji kita nggak naik, di titik ini hemat yang kita lakukan hampir enggak membawa kebaikan yang benar-benar bermakna.
Perilaku hemat memang baik, tapi ini hanya menjadi pondasi untuk membangun kekayaan. Tanpa ada bangunan yang kita susun di atasnya, pondasi ini nggak berguna.
Ilustrasinya seperti ini:
"Katakanlah kamu punya income 2 juta rupiah per bulan, kemudian kamu memilih untuk hidup hemat. Kamu menghabiskan 1,5 juta untuk kebutuhan sehari-hari, kemudian sisanya ditabung.
3 tahun kemudian kamu nggak mendapatkan kenaikan income, tetap saja masih 2 juta per bulan. Tapi apa yang terjadi?
Kamu nggak sanggup menabung lagi karena ternyata harga-harga semuanya naik, sementara gaji kita tetap, sehingga pengeluaran kita tidak lagi 1,5 juta tapi bahkan bisa lebih dari 2 juta.
Di titik ini, jika kita hanya fokus berhemat tanpa berupaya meningkatkan produktivitas, meningkatkan level income kita, ini adalah tindakan yang perlu kita pertanyakan.
Baca juga: 5 Nasihat Finansial Jitu yang Mengubah Hidupmu!
Pada akhirnya orang-orang kaya tidak terlalu berpikir hanya sekadar hemat, tapi mereka berfokus bagaimana caranya meningkatkan level income, meningkatkan kualitas diri dan meningkatkan nilai diri.
Sehingga mereka lebih produktif, sehingga mereka punya level income yang terus naik dari waktu ke waktu.
Di titik ini ketika kita fokus berhemat tanpa menaikkan level kualitas diri dan fokus untuk menaikkan income ini adalah kekonyolan. Maka kita harus berhemat sekaligus meningkatkan income kita.
Ketika hanya setengah yang kita lakukan, yakni hanya sekadar berhemat, kita punya potensi untuk mengalami masalah di kemudian hari.
Demikian artikel tentang perilaku finansial yang hanya dilakukan oleh orang-orang miskin, semoga artikel ini bermanfaat ya.


