Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waspada Penipuan! Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong dan Hindari Kerugian Ratusan Juta!

Apa yang ada dalam pikiran kamu ketika menyebut kata investasi? Tentu saja kita ingin mendapatkan keuntungan.

Sebagian orang ketika menyebut kata investasi lebih fokus pada keuntungan. Mereka lupa, di balik investasi ada risiko.

Sayangnya, karena mereka terbuai dengan keuntungan yang besar, mereka tidak teliti dalam memilih instrumen investasi terbaik. Sebagian orang justru terjebak dengan investasi ilegal dan investasi bodong.

Faktanya, menurut data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan akhir tahun 2023 total kerugian masyarakat mencapai lebih dari 139 triliun rupiah. Ini sebuah angka yang fantastis, bukan?

Walaupun berbagai kasus penipuan berkedok investasi marak, tetap saja masyarakat masih belum benar-benar mampu belajar dari kondisi itu.

Mereka belum benar-benar bisa membedakan mana investasi yang baik dan mana investasi yang punya potensi justru merupakan penipuan.

Ciri-ciri Investasi Bodong

Dalam artikel ini, kami ingin mengajak kalian semua untuk mengenali ciri utama investasi bodong. Apa saja? Yuk, temukan jawabannya berikut ini.

1. Menjamin Keuntungan 100%

Menjamin Keuntungan 100%

Ciri investasi bodong pertama, ketika ada seseorang yang menawarkan sebuah investasi dan kemudian memberikan janji pasti untung maka patut diduga ini penipuan.

Investasi itu adalah sebuah probabilitas. Kita punya potensi untuk untung dan juga punya potensi untuk rugi.

Ketika ada seseorang yang datang kepada kita kemudian menawarkan iming-iming "Yuk investasi di sini karena di sini dijamin pasti untung," maka itu hampir bisa dipastikan adalah sebuah modus penipuan berkedok investasi.

2. Tawaran Keuntungan yang Bersifat Tetap

Tawaran Keuntungan yang Bersifat Tetap

Ciri kedua dari investasi yang patut diduga sebuah penipuan adalah mereka memberikan tawaran keuntungan yang bersifat tetap dengan nilai yang sangat besar.

Ada seorang teman yang tiba-tiba menawarkan sebuah model investasi. Dia bercerita kalau kita berinvestasi 1.000.000 saja, maka dalam 1 bulan bisa kembali jadi 3 juta.

Saya menyatakan dalam hati, "Wow, ini luar biasa. Kok iya ada investasi bisa kembali 200% hanya dalam waktu sebulan"

Kemudian dia memberikan pertanyaan pada saya, "Ini gimana?" Saya dengan jelas memastikan, "Tidak, itu penipuan! Kalau memang tidak percaya, silakan coba saja dengan uang 1.000.000."

Kemudian dia mencobanya. Lalu dia pun bercerita, "Ini saya benar-benar dapat untung nih." Saya kemudian mengatakan, "Kalau sudah dapat untung, silakan diambil mumpung belum hangus."

Ternyata setelah dia mengambilnya, dia benar-benar untung mendapat 3 juta. Kemudian saya menyatakan, "Jangan kamu lanjutkan. Kalau kamu tambah uang, sebentar lagi siap-siap habis."

Untungnya teman baik saya itu mendengarkan apa yang saya sampaikan. Setelah dia dapat uang 3 juta dia pun berhenti.

Kemudian dia ditawarkan ulang untuk berinvestasi lagi oleh temannya, tapi dia tetap menolak. Dan ternyata benar, tidak sampai 6 bulan kemudian investasi itu benar-benar investasi bodong.

Banyak orang yang awalnya dapat keuntungan kemudian tergiur untuk melipatgandakan investasinya. Akhirnya uangnya dibawa lari.

Dari cerita ini, mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak logis ketika ada seseorang yang memberikan tawaran keuntungan yang sifatnya tetap, tapi dengan nilai yang sangat fantastis.

Menawarkan keuntungan 50% dalam sebulan itu di luar nalar. Apapun bujuk rayunya, kalau ada orang yang menawarkan keuntungan dengan jumlah yang sangat besar dan sifatnya tetap, kemudian dalam jangka pendek mendapatkan uang yang juga besar, maka patut diduga itu adalah sebuah penipuan.

Biasanya memang untuk membangun kepercayaan, para penipu itu benar-benar memberikan keuntungan pada kita.

Di bulan pertama kita benar-benar dapat keuntungan, kemudian mereka memberikan alternatif tawaran yang lebih menarik, "Tambah lagi dong investasinya biar tambah besar."

Banyak orang tergoda karena mereka tahu bahwa uangnya memang bertumbuh secepat itu. Tapi ingat, itu adalah umpan.

Kalau kamu memakannya, maka ketika kamu menambah uang 10 juta, 100 juta, mungkin setelah itu uang kita akan dibawa lari. Maka dari itu, yuk hati-hati.

3. Iming-iming untuk Mengajak Orang Lain

Iming-iming untuk Mengajak Orang Lain

Karena kamu sudah berinvestasi, kemudian teman kita mengatakan, "Kalau kamu bisa mengajak 5 orang atau 10 orang, maka keuntungan investasimu akan naik. Kamu akan dapat bagi hasil dari setiap kamu mengajak orang lain.

Selain kamu dapat keuntungan dari investasimu, maka kamu juga dapat keuntungan dengan mengajak orang lain." Jika ini benar-benar terjadi, maka ini fix bukan investasi, tapi ini adalah penipuan.

Satu hal yang harus kita ingat sebelum kita berinvestasi, kita harus memegang dua prinsip ini: pertama, logis dan legal.

  • Logis

Logis artinya coba dipikirkan, benarkah keuntungannya sebesar itu? Jika memang benar sebesar itu pastinya akan ada begitu banyak orang yang kaya.

Kalau memang untungnya sebesar itu, ngapain harus ditawarkan ke orang lain? Ngapain harus mengajak banyak orang? Ini sebuah logika yang harus kita pakai.

Ketika ada orang yang menawarkan keuntungan besar dengan iming-iming sangat mudah dan cepat, maka patut diduga ini penipuan karena tidak masuk akal.

Logikanya begini, deh: kalian menemukan sumber tambang emas yang bisa digali dengan sangat mudah dan bisa didapatkan dengan sangat mudah.

Pertanyaannya, apakah kalian akan menceritakan dan mengajak banyak orang menggalinya dan menambang bersama? Pastinya tidak!

Daripada saya cerita ke banyak orang, mending ini saya gali sendiri, mending saya ambil sendiri tambangnya. Mirip seperti itu, kalau memang investasi itu bagus, ngapain rame-rame ngajak orang?

  • Legal

Sebelum investasi, cari tahu lembaganya apa, legalitasnya bagaimana, sudah punya izin atau tidak. Cek semuanya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: 4 Jebakan Finansial yang Punya Potensi Menghancurkan Hidup Kita

Dengan kita memegang dua prinsip dasar itu, logis dan legal, maka kita bisa meminimalisir agar tidak terjebak pada berbagai model penipuan atau investasi bodong.

Jangan mudah percaya pada janji, jangan mudah percaya pada iming-iming mendapat keuntungan instan karena tidak ada orang yang bisa kaya secara instan. 

Kalaupun ada, itu mereka yang mungkin bisa memenangkan sebuah lotre dan itu bukanlah investasi, melainkan judi.

Kalau kita ngomong investasi dan ingin kaya itu butuh waktu, butuh proses. Investasi itu seperti kita menanam sebuah pohon. Harus dirawat tiap hari, panennya mungkin 5 atau 6 tahun kemudian.