Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terlahir Miskin Bukan Berarti Ditakdirkan untuk Miskin

Jika saya mengatakan kaya itu pilihan, sukses itu pilihan, sementara miskin dan gagal itu adalah takdir, apakah kalian sepakat? Mungkin kalian tidak sepakat bahkan mengecam pernyataan ini. 

Tapi coba kalian pikirkan orang-orang yang kaya, orang-orang yang sukses itu adalah orang-orang yang memilih untuk berjuang, orang-orang yang memilih untuk memperbaiki diri dan bertumbuh menjadi lebih baik.

Sementara orang-orang yang gagal, orang-orang yang miskin, mereka selalu mengatakan, "Udahlah, memang ini takdir, saya sudah dilahirkan dan ditakdirkan untuk gagal dan miskin."

Justifikasi bahwa mereka ditakdirkan untuk miskin, bahwa mereka memang terlahir sebagai orang yang gagal, ini membuat mereka tidak berbuat banyak hal.

Mungkin mereka sudah berusaha, mungkin mereka sudah berjuang, tapi karena mereka mengalami kegagalan yang berulang, karena mereka tetap saja terjebak dalam kemiskinan, akhirnya mereka memilih kata-kata bijak, 

"Memang saya ditakdirkan untuk miskin, ini memang takdir saya, ini memang garis hidup saya." Kelihatannya keren, kelihatannya benar, tapi justru ini menyesatkan.

Terlahir Miskin Bukan Berarti Ditakdirkan untuk Miskin

Kaya dan miskin itu pilihan, kaya dan miskin itu adalah sebab akibat. Memang benar rezeki kita, jodoh kita, kematian kita sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta.

Pertanyaannya, siapa yang tahu ketetapan itu? Apakah kamu sudah tahu akan seperti apa hidupmu besok? 

Apakah kalian sudah mengerti akan ada di mana rezeki kalian, siapa jodoh kamu, dan di mana kematian kamu?

Jawabannya tidak, tidak ada satu orang pun yang tahu, hanya Tuhan Allah Sang Pencipta yang memahami itu semua.

Ketika kita mengatakan bahwa saya terlahir dan ditakdirkan menjadi miskin, sebenarnya  kita yang memilih justifikasi bahwa saya terlahir menjadi miskin sehingga membuat kita tidak berbuat banyak hal.

Dan ini menjadi penjara yang membuat langkah kita terbatas, pikiran kita terbatas, semangat kita juga terbatas. Karena kita memilih membatasi semuanya, maka hasilnya juga terbatas.


Mungkin kamu bertanya "Tapi selama ini saya sudah berjuang, saya sudah mencoba, tetap saja saya gagal, tetap saja saya miskin. 

Pertanyaannya, seberapa keras kalian berjuang? Kamu benar-benar berjuang atau merasa berjuang?

Pertanyaan berikutnya, kamu berjuang dengan apa? Hanya dengan tenaga atau menggabungkan tenaga dengan pikiran?

Kalian hanya mengandalkan kerja keras atau juga mengikutkan kerja cerdas dan kerja ikhlas?

Ketika selama ini mengalami kegagalan, ketika selama ini kita bertemu dengan jalan buntu, jalan terjal, hidup kita mengalami kesulitan, maka yuk ambil jarak, ambil waktu untuk evaluasi diri. 

Jangan-jangan ada yang salah dari cara kita dan cara yang sama akan menghasilkan hasil yang sama juga.

Ketika kamu mengalami kegagalan, kemudian cara itu masih di repetisi maka tidak usah heran jika kamu akan menemukan kegagalan. Cara berpikir yang sama akan menghasilkan tindakan yang juga sama.


Pada akhirnya dari sisi emosi kita pun merasa, "Saya lelah, saya capek." Akhirnya kita meyakini bahwa kita memang terlahir dan ditakdirkan untuk miskin. Di sinilah letak kesalahan terbesar itu.

Apa yang sudah terjadi kemarin itulah takdir yang kita pahami dan sudah kita dapatkan serta kita lalui, namun apa yang terjadi besok itu masih misteri. Tugas kita adalah menjemputnya.

Kita punya kemampuan untuk memilih dan menjemput takdir kita lewat usaha terbaik. Ambil pelajaran dari setiap kegagalan dan bangun keyakinan baru bahwa "Jika saya memperbaiki diri hari ini maka nasib saya, takdir saya esok juga akan menjadi lebih baik."

Bukankah Tuhan sudah menjanjikan bahwa kita akan berubah jika kita mau mengubah diri kita? 

Jika kita saja tidak mau berubah, lantas siapa yang akan mengubah diri kita? Maka yuk belajar dari masa lalu kita dan bangun dengan sikap optimis untuk masa depan kita.

Banyak orang yang terlahir dari kondisi yang sulit, terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja tapi mereka mampu keluar dari itu semua lewat keyakinan yang kuat, lewat cara berpikir yang benar dan usaha yang sungguh-sungguh.

Baca juga: Terjebak Kemiskinan dan Kelas Menengah? Ini 4 Alasan Utama dan Solusinya!

Tindakan yang serius yang dilakukan dengan cara berpikir yang benar, dengan keyakinan yang sangat optimis akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dalam prosesnya kita memang butuh lebih bersabar.

Sekarang semuanya kembali pada kita. Kita mau memilih menjalani hidup seperti apa, tetap meyakini bahwa kita ditakdirkan untuk miskin atau kaya atau mengubahnya. Jika kita memilih untuk mengubahnya, yuk kita ubah sekarang.

Apa yang harus kita ubah? Pikiran kita, tindakan kita, keyakinan kita, dan emosi kita. Kapan perubahan itu dimulai? Sekarang!

Mari kita jemput takdir baik kita, mari kita bangun impian kita, mari kita wujudkan realita terbaik untuk hidup kita.