Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Miskin dan Kaya di Tentukan Oleh Pondasinya

Miskin dan Kaya di Tentukan Oleh Pondasinya

Kenapa sih banyak orang yang miskin tetap saja miskin, sulit untuk berubah, sulit untuk memperbaiki diri, dan sulit untuk lepas dari jerat kemiskinan itu?

Sebenarnya, salah satu penyebabnya adalah karena mereka tidak punya pondasi kaya, mereka hanya punya pondasi miskin.

Selama pondasi itu tidak diubah, apapun usaha mereka, hidup mereka punya potensi juga tidak pernah bisa berubah.

Logikanya begini, kamu ingin membangun hotel berbintang 5 dengan tinggi bangunan sekitar 10 lantai, tapi kamu hanya punya pondasi untuk sebuah rumah dengan ukuran 6 kali 6.

Pertanyaannya, bisakah hotelmu berdiri? Jawabannya pasti tidak. Seperti apapun usahamu, sampai kapanpun kamu berupaya, kamu tidak bakalan pernah bisa mewujudkan bangunan impianmu itu karena memang kamu tidak punya pondasinya.

Namun ketika kamu memutuskan untuk membangun pondasi sebuah bangunan hotel berbintang 5 dengan tinggi 10 lantai, walaupun mungkin hotelnya belum jadi, tapi ketika pondasinya sudah jadi, tinggal tunggu waktu semua proses itu akan mampu terwujud.

Ketika pondasimu adalah hotel tapi kemampuanmu masih membuat sebuah rumah, maka rumahmu akan berdiri.

Pada saatnya nanti ketika kamu punya kesiapan, pelan namun pasti bangunan itu akan mampu kamu tinggikan dan akhirnya apa yang menjadi impianmu akan tercapai.

Mirip seperti itu, kenapa banyak orang yang tetap miskin walaupun mereka sudah bekerja keras, sudah berupaya, sudah melakukan segala sesuatu?

Karena memang mereka tidak pernah membangun pondasi kaya, mereka hanya mengubah bangunannya, hanya mengubah gentengnya, tapi tidak pernah mengubah pondasinya.

Mereka melakukan usaha, mereka melakukan berbagai hal tapi pondasi paling pokok tidak pernah mereka perbaiki.

Jadi wajar mereka menemukan kesulitan untuk mewujudkan dan keluar dari jerat kemiskinan itu. Jika kamu ingin tahu apakah kamu telah memiliki pondasi kaya itu, maka cobalah lakukan refleksi diri.

Lihatlah responmu, lihatlah sikapmu, lihatlah keyakinanmu, ketika kamu bertemu dengan kesulitan yang sangat luar biasa.

Ketika secara finansial kondisimu tidak baik, sementara beban finansialmu semakin naik, kebutuhan orang tuamu yang mungkin sedang sakit harus kamu tanggung dan terus meningkat.

Sementara anak-anak kamu sekolah, istri di rumah juga punya tuntutan yang harus kamu selesaikan, di titik ini responmu bagaimana?

Apakah kamu akan mengeluh dengan mengatakan "hidup kok sulit banget", apakah kamu akan protes pada Tuhan, "Tuhan, kenapa saya tidak diberi rezeki yang lebih?"

Atau kamu akan lari dari kenyataan itu, meninggalkan mereka? Atau mungkin justru kamu bersikap egois dengan masa bodoh atas semua itu?

Atau bahkan mungkin kamu akan menyalahkan mereka, menyalahkan orang tuamu, menyalahkan anak-anakmu, istrimu yang punya tuntutan mungkin terlalu tinggi?

Maka ketika kita menghadapi kondisi yang sulit inilah, kita akan tahu apakah kita punya pondasi yang kuat atau tidak.

Jika respon kita mengeluh, jika respon kita lari dari tanggung jawab, jika respon kita menyalahkan apalagi ketika kita merasa tidak mampu, ini sangat pantas jika kamu sulit berubah karena memang pondasimu bukan pondasi kaya tapi pondasimu adalah pondasi yang rapuh.

Namun jika responmu adalah respon yang sangat baik, kamu yakin dengan kekuasaan Tuhan, kemudian kamu menerima kenyataan ini dan kemudian siap bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

Kamu siap memikul beban yang berat itu tanpa menyalahkan siapapun, tanpa mengeluh, maka di titik ini kamu sudah punya pondasi yang siap ditumbuhkan untuk membangun kekayaan dan kesuksesan itu.