Masalah Itu Ujian apa Hukuman, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Masalah dalam hidup itu bisa jadi ujian, kadang sebenarnya itu juga hukuman. Kapan sebuah masalah itu merupakan sebuah ujian yang membuat kita naik level, yang membuat kita akan menjadi lebih baik?
Kapan justru sebuah masalah itu menjadi sebuah hukuman yang bisa jadi punya potensi menghancurkan kita?
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan hakikat filosofis dari sebuah masalah, apakah masalah itu ujian atau sebuah hukuman. Jadi, yuk baca terus sampai selesai ya.
Hakikat dasar dari sebuah masalah itu adalah ujian, mirip seperti seorang yang sekolah. Untuk bisa naik level, kita harus diuji. Untuk bisa naik kelas, kita harus melampaui ujian itu.
Ketika kita mampu melampauinya, itu menunjukkan bahwa kemampuan kita meningkat. Itu menunjukkan kalau kapasitas kita akan naik.
Sama halnya dengan setiap masalah dalam hidup kita. Hakikatnya adalah sebuah alternatif untuk membuat kita menjadi lebih baik, sebuah situasi untuk membuat kita belajar, sebuah kondisi untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih kuat.
Kapan sebuah masalah dikategorikan sebagai ujian dan kapan sebuah masalah merupakan sebuah hukuman? Itu dapat kita lihat dari tiga kondisi.
Kondisi pertama, cek bagaimana sikap kita. Kondisi kedua, lihat bagaimana tindakan kita. Dan kondisi ketiga, apakah kita bisa mengambil pelajaran atau tidak.
Tiga indikator ini dapat kita jadikan sebagai evaluasi apakah sebuah masalah itu sebuah ujian atau masalah itu sebuah hukuman.
Pertama, tentang sikap. Setiap orang pasti akan bertemu dengan masalah, pasti akan bertemu dengan kesulitan, siapapun itu.
Ketika kita bertemu dengan kesulitan, bertemu dengan masalah, sikap kita bagaimana? Sudah benar belum? Sikap yang benar itu seperti apa? Ya, hadapi! Jangan lari dari masalah.
Sesulit apapun kita ada di depan, kita akan bertanggung jawab dan kita nggak boleh lari dari masalah itu.
Jika setiap hari sikap kita selalu seperti ini, setiap ada apapun kita bertanggung jawab, kita menghadapinya, kita nggak lari, ketika masalah berikutnya muncul, itu menandakan memang kita sedang diuji.
Kita sedang ingin dinaikkan levelnya. Setiap masalah itu adalah anak tangga yang ketika kita mampu menyelesaikannya, kita naik satu step lagi.
Namun, ketika setiap ada masalah kita selalu lari dari masalah, kita selalu menghindar, pelan namun pasti justru masalah-masalah akan semakin lama semakin membesar, muncul secara bersamaan.
Di titik ini, sebenarnya masalah itu adalah sebuah hukuman. Hukuman karena kita bersikap dengan cara yang tidak tepat.
Sekarang coba cek deh, sikap kita dalam menyikapi sebuah masalah, kamu lari atau menghadapi? Kamu berjuang atau justru kamu memilih untuk pergi?
Jika kamu selalu memilih menghadapi dan selalu berjuang, maka setiap masalah hakikatnya adalah sebuah ujian yang membuatmu naik level.
Namun, jika sikapmu selalu lari, selalu menghindar, selalu menyalahkan orang lain, maka ketika tiba-tiba masalah yang bertubi-tubi terus berdatangan dan silih berganti, yang sangat besar, yang bisa menghancurkan dengan cara yang efektif, sudahkah kamu melakukan segala sesuatunya sesuai dengan plan, sesuai dengan waktunya?
Jika semuanya sudah dilakukan dengan baik tapi tetap saja muncul sebuah masalah, artinya ini ujian. Ini memang sebuah situasi yang membuat kamu harus belajar sehingga kamu bisa naik level setelah mampu mengatasinya.
Namun, jika selama ini tindakanmu kacau, kamu sering menunda waktu, kamu suka berbohong, kamu suka mengingkari janji, nggak bisa dipercaya, kemudian kamu sering banget tidak bertanggung jawab atas pekerjaan kamu, ya sebenarnya masalah itu kamu sendiri yang mengundang.
Ini adalah hukuman. Masalah-masalah itu hadir karena kita yang melakukan kesalahan secara sengaja. Namun, kita nggak sadar.
Belum lagi ketika kita mengevaluasi tindakan kita terkait dengan hubungan kita dengan Allah seperti apa. Seperti apa salatmu, seperti apa perilakumu, seperti apa zakatmu, seperti apa puasamu, seperti apa ibadahmu.
Jika semua tindakan yang sudah kita lakukan itu baik, sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, ya ini ujian.
Namun, jika sebaliknya, semua tindakanmu benar-benar jauh dari apa yang diridhoi Allah, ya inilah hukuman.
Artinya, mengevaluasi tindakan dalam 2 perspektif, sudahkah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Sang Pencipta atau tidak? Jika sudah, artinya ini adalah sebuah ujian. Jika belum, ini adalah hukuman.
Perspektif kedua kita terkait dengan tindakan secara general, apakah kamu disiplin dengan waktu? Apakah kamu selalu bertanggung jawab? Apakah kamu dapat dipercaya? Jika iya, ini adalah ujian. Jika ternyata tidak, ya ini hukuman. Sesimpel itu.
Jadi ketika menghadapi masalah, pahami perilakumu. Seperti apa tindakanmu selama ini? Kemudian, simpulkan, ini hukuman atau ujian.
Hal ketiga yang dapat kita jadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi apakah setiap masalah itu hukuman atau ujian adalah, bisakah kita belajar dari setiap masalah itu? Apakah masalah yang terjadi itu masalah yang sama atau hal yang berbeda?
Jika masalah yang terjadi itu sesuatu yang sama yang terus berulang, artinya kamu nggak belajar. Artinya, ini adalah hukuman.
Namun, jika masalah yang terjadi itu adalah sesuatu yang berbeda, yang di mana setiap step yang kamu lalui kamu selesaikan dan kamu bisa belajar, artinya ini adalah sesuatu yang bikin kamu naik level.
Contohnya begini, saat awal kamu membangun bisnis catering, awalnya pelanggannya cuma 10, 20, bahkan mungkin cuma 30 orang setiap bulannya.
Kemudian kamu mulai belajar untuk meningkatkan bisnismu, mislanya dengan mencari supplier. Di situ kamu ketipu, dapat supplier yang nggak baik, produk yang dihasilkan juga nggak terlalu baik karena memang bahan bakunya jelek.
Kemudian, kamu mulai belajar dua hal. Pelajaran pertama yang kamu dapatkan, kamu akan belajar memilih supplier dengan lebih teliti dan memilih kualitas produk yang kamu jadikan sebagai bahan baku.
Pelajaran kedua, kamu akan belajar menghandle customer ketika mereka menerima produk dari kamu, karena ternyata kualitasnya nggak terlalu baik.
Di sini kamu harus belajar apa yang harus kamu lakukan kepada customer. Mungkin terpaksa kamu memberikan diskon, menyampaikan kepada mereka apa adanya, minta maaf karena memang kebetulan kualitas produk yang dihasilkan nggak sebaik sebelumnya karena kamu salah pilih supplier.
Ketika kamu mampu menghadapi dua kondisi itu dengan cara yang bijak, elegan, dan tepat, kamu pun akan naik level.
Ketika suatu saat kamu menerima pesanan dalam jumlah yang banyak, kamu sudah bertemu dengan supplier-supplier yang lebih baik.
Ketika suatu saat kamu menghadapi pesanan dalam jumlah yang banyak, kamu juga menemukan metode untuk mengendalikan kualitas makanan yang dihasilkan sehingga tetap terjaga.
Kamu juga belajar bagaimana menghandle keberatan, menghandle keluhan dari customer. Dari ilustrasi tersebut, setiap masalah itu menghasilkan pelajaran, menghasilkan hikmah. Bisa nggak kita belajar? Kalau kita bisa belajar, pasti kita akan naik level, kita akan lebih baik.
So, setiap masalah yang merupakan ujian itu selalu punya tiga indikator: pertama, sikap kita benar; kedua, tindakan kita benar; dan ketiga, kita mau mengambil pelajaran.
Jika sikap kita oke, tindakan oke, dan kita mau selalu mengambil pelajaran, maka masalah yang datang adalah masalah yang akan membuat kita lebih kuat, membuat kita naik level, bukan sebaliknya, bukan menghancurkan hidup kita.
