Hindari 4 Kebiasaan Ini Agar Terhindar dari Hutang Konsumtif
Hutang konsumtif adalah sebuah hutang yang menjadi penyakit yang sangat akut yang akan merusak kondisi finansial kita.
Pertanyaannya, kenapa sih banyak orang terjebak pada model hutang konsumtif ini? Temukan jawabannya di sini.
Dalam artikel ini kami akan membahas empat penyebab mengapa banyak orang yang terjebak pada hutang konsumtif.
Penyebab Hutang Konsumtif
1. Pendapatan kita lebih kecil dari pengeluaran
![]() |
| Penyebab pertama hutang konsumtif karena pendapatan kita lebih kecil dari pengeluaran. foto: freepik |
Penyebab pertama hutang konsumtif karena pendapatan kita lebih kecil dari pengeluaran. Ketika kamu punya penghasilan 3 juta, pengeluaranmu 5 juta otomatis kamu akan berhutang.
Maka di titik ini, selama kamu punya pendapatan yang kecil, cobalah sesuaikan pengeluaranmu. Kamu harus benar-benar serius mengatur keuanganmu agar cukup.
Selama kamu tidak mengubahnya, selama itu juga kita akan selalu berhutang. Atau jika kamu tidak mau mengurangi pengeluaranmu, tidak mau mengubah standar hidupmu, maka naikkanlah level income-mu, naikkan level usahamu.
Kualitas dirimu harus lebih tinggi dari sebelumnya sehingga kamu punya kemampuan mengumpulkan uang yang jauh lebih besar. Kamu punya kemampuan menghasilkan uang yang jauh lebih tinggi.
Jika ini tidak kamu rubah, jika kamu tidak mau mengurangi pengeluaranmu dan juga tidak mau menaikkan usahamu, maka kamu akan selamanya terjebak dalam hutang konsumtif.
Bagi kalian yang mungkin saat ini sudah terlanjur terjebak dalam hutang konsumtif, maka cobalah untuk evaluasi.
Berapa sebenarnya total penghasilanmu dan sebenarnya berapa pula total pengeluaranmu. Hati-hatilah dengan pengeluaran kita jika memang income kita terbatas.
2. Punya gengsi yang tinggi
![]() |
| Penyebab kedua yang membuat banyak orang terjebak pada hutang konsumtif adalah gengsinya tinggi. foto: freepik |
Penyebab kedua yang membuat banyak orang terjebak pada hutang konsumtif adalah gengsinya tinggi tapi usahanya lemah.
Mereka punya gengsi yang sangat tinggi, kalau beli sesuatu harus branded, penampilan harus keren, makan harus di tempat yang baik, tapi usaha mereka asal-asalan, usaha mereka tidak berkualitas.
Mereka lupa bahwa mereka itu dinilai bukan dari penampilannya, dinilai bukan dari apa yang mereka pakai, tapi dinilai dari apa yang mereka lakukan.
Kamu ingin terlihat keren di mata teman-temanmu, tapi kamu lupa bahwa secara finansial tidak mampu dan memilih punya gengsi yang tinggi akhirnya hutang sebagai solusi.
Ketika teman kita ganti HP baru, kamu pun tertarik untuk ganti HP baru. Ketika sahabat dekatmu membeli sepatu dengan merek tertentu, kamu pun tertarik untuk membelinya, begitu seterusnya.
Kamu lupa dengan kemampuan finansialmu dan kamu terjebak pada gengsi yang setinggi langit itu.
3. Gaya hidup di level atas tapi standar finansial rendah
![]() |
| Penyebab selanjutnya yang membuat banyak orang terjebak pada hutang konsumtif adalah karena mereka punya gaya hidup di level atas. foto: freepik |
Penyebab selanjutnya yang membuat banyak orang terjebak pada hutang konsumtif adalah karena mereka punya gaya hidup di level atas tapi standar finansial mereka rendah.
Harusnya kita menyesuaikan gaya hidup itu sesuai dengan kapasitas finansial kita. Kamu tanya berapa sih penghasilan saya, berapa sih kemampuan saya menghasilkan uang, maka hiduplah di level itu.
Jika kamu punya gaya hidup yang lebih tinggi dari kemampuan finansialmu, hidupmu akan bermasalah, hutangmu akan semakin menumpuk karena memang hutang selalu menjadi solusi terbaik untuk memenuhi gaya hidupmu.
Jika penghasilanmu 5 juta, maka hiduplah di level 5 juta, jangan sok gaya untuk hidup dengan level 20 juta.
Katakanlah teman-temanmu punya penghasilan 20 juta, 30 juta, ya sudah kamu tetap bersahabat dengan mereka, tetap nongkrong dengan mereka, tapi dengan gaya hidupmu, dengan kemampuanmu, bukan dengan standar mereka.
Dalam membeli dan melakukan sesuatu, pastikan kamu punya standar berdasarkan dirimu sendiri, bukan berdasarkan standar orang lain.
Kamu akan sangat tersiksa jika mengikuti gaya hidup orang lain, sementara level finansialmu tidak sama dengan mereka.
Ada baiknya turunkan standar hidupmu, belajarlah untuk hidup sederhana dan hidup apa adanya.
Kita yakin, jika teman kalian adalah orang-orang berkualitas mereka akan menghargai kita bukan karena apa yang kita beli, bukan karena apa yang kita punya, tapi karena apa yang kita lakukan dan kita upayakan.
Orang-orang terbaik yang menjadi sahabat kita itu adalah orang-orang yang menghargai proses, bukan sekedar melihat hasil. Maka di titik ini, evaluasi.
Jika lingkunganmu adalah lingkungan yang hanya melihat standar dan gaya hidup berdasarkan aspek materialistis maka hati-hati, itu bukan lingkungan yang baik.
Jika kamu memaksa hidup di situ dengan lingkungan yang sangat buruk itu, maka bisa dipastikan secara finansial kamu akan menderita.
Kamu akan terus berjuang mengikuti gaya hidup orang-orang di sekitar kamu, teman-teman kamu, padahal secara finansial kamu ngos-ngosan.
4. Ingin terlihat kaya
![]() |
| Penyebab terakhir yang membuat banyak orang terjebak hutang konsumtif untuk sekedar membeli gadget, membeli sepatu, dll. foto: freepik |
Penyebab terakhir yang membuat banyak orang terjebak dalam hutang konsumtif untuk sekedar membeli gadget, membeli sepatu, membeli baju, membeli mobil, atau apapun yang tujuannya adalah konsumtif, karena mereka ingin terlihat kaya secara instan.
Ketika tetangga depan rumah beli mobil, kamu tertarik untuk beli mobil baru. Akhirnya datang ke dealer ngutang.
Ketika tetangga kita melakukan renovasi rumah, kita pun tertarik untuk mengajukan pinjaman online untuk merenovasi rumah. Begitu seterusnya, kita tidak mau kalah dan kita ingin terlihat kaya.
Orang-orang ya terjebak pada ingin terlihat kaya, mereka menganggap rumah, mobil, penampilan itu sebagai standar untuk menunjukkan bahwa mereka itu kaya, padahal tidak.
Kaya itu tentang kualitas finansial, mobil, rumah, penampilan, bukan ukuran sebuah standar kekayaan.
Bisa saja mereka yang punya mobil, punya rumah, punya barang-barang bermerk mereka mampu membeli semuanya tapi dengan hutang.
Maka ini omong kosong! itu bukan kaya, hanya sekedar terlihat kaya. Jadi jika kamu hanya sekedar ingin terlihat kaya, ingin kaya dalam waktu singkat maka hati-hati.
Baca juga: 10 Tips Membayar Hutang Agar Hidup Menjadi lebih Tenang
Karena pola pikir ini, pilihan ini akan membuat kamu terjebak dalam hutang konsumtif. Harusnya kamu berpikir untuk benar-benar kaya, bukan sekedar terlihat kaya.



