Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terlalu Pelit Pada Diri Sendiri Ternyata Justru Bahaya!

Terlalu Pelit Pada Diri Sendiri Ternyata Justru Bahaya!

Mungkin selama ini kamu pelit pada diri sendiri karena kamu memang sedang memiliki tujuan keuangan tertentu yang harus dicapai.

Jadi kamu mungkin mulai menabung untuk DP rumah, membangun dana darurat, untuk sekolah anak, dana pensiun, atau melunasi hutang-hutang.

Semua tujuan itu sangat bagus karena kamu melakukannya demi masa depan yang lebih baik. Namun, untuk mencapai tujuan keuangan tersebut, akhirnya kamu menjadi sangat hemat, sampai tidak punya uang untuk bersenang-senang.

Apa itu uang senang-senang? Uang senang-senang atau "fun money" adalah uang yang kamu sisihkan untuk melakukan hal-hal yang kamu suka.

Misalnya, pergi jalan-jalan dengan keluarga, makan di restoran favorit bersama pasangan, atau mengajak anak-anak ke tempat rekreasi.

Saat membuat anggaran, jangan lupa memasukkan komponen fun money ini ke dalam anggaran kita.

Mengapa harus memasukkannya ke dalam anggaran? Karena jika uang tersebut sudah dialokasikan untuk bersenang-senang, kita tidak akan merasa bersalah saat menggunakannya.

Selain itu, kita juga tidak akan sembarangan menggunakan uang tersebut yang bisa mengganggu tujuan keuangan lainnya.

Jika kita tidak menyisihkan sebagian kecil dari uang kita untuk bersenang-senang, ternyata efek buruknya bisa lebih besar daripada manfaatnya.

 

Tidak menyisihkan uang senang-senang malah bisa membuat kita kehilangan motivasi untuk mencapai tujuan keuangan yang sebenarnya.

Karena kita terpaksa terus bekerja, menabung, dan membayar hutang, akhirnya kita jadi mudah lelah dan kehilangan motivasi pada ujungnya.

Justru ketika kita memberi sedikit ruang untuk bersenang-senang, kita jadi lebih bersemangat bekerja, lebih semangat menabung, dan tidak ingin berutang.

Ketika kita bekerja, kita tahu bahwa hasil kerja keras kita akan digunakan untuk tujuan yang tepat.

Pelit pada diri sendiri dapat mempengaruhi mindset kita. "Saya tidak mau membeli apa-apa karena saya harus melunasi utang-utang saya. Saya hanya mau makan tahu dan tempe saja karena saya harus menabung untuk masa depan."

Jika kita sama sekali tidak mengizinkan diri kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, kita jadi melakukan segalanya dengan terpaksa: bekerja dengan terpaksa, menabung dengan terpaksa, tanpa sukarela.

Hal ini malah bisa membuat diri kita merasa semakin sengsara. Oleh karena itu, mindset kita harus benar. Mindset yang benar bisa seperti ini:

"Saya mau makan enak hari ini karena saya sudah menyisihkan uang untuk makan ini. Saya ingin menikmati liburan bersama keluarga karena saya sudah menyiapkan dana khusus untuk jalan-jalan. Dengan menikmati liburan ini, saya jadi lebih termotivasi untuk menabung lebih banyak lagi."

Dengan mindset yang benar, kita akan lebih mudah tetap konsisten dan tidak mudah menyerah ketika terajdi situasi sulit.


Tidak menyisihkan uang untuk bersenang-senang ternyata bisa menjadi cikal bakal konflik dalam rumah tangga.

Apalagi jika dalam rumah tangga tersebut suami dan istri tidak sepemahaman. Misalnya istri sangat ketat soal keuangan, sementara suami sangat boros.

Ketika suami atau istri merasa ditekan oleh pasangan yang lebih ketat, maka akan menjadi stres karena tidak bisa menikmati hidup. Ujung-ujungnya, hal ini bisa menimbulkan pertengkaran dan membuat rumah tangga tidak harmonis.

Sebetulnya hal itu bisa dicegah jika masing-masing suami dan istri bisa menyisihkan sebagian kecil dari gaji mereka untuk memiliki dana untuk bersenang-senang.

Untuk melakukan sesuatu bersama, seperti ngopi bareng, liburan berdua, atau mungkin kencan, yang bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi seluruh keluarga.

Tidak menyisihkan uang untuk bersenang-senang ternyata juga bisa membuat kita jadi boros. Kenapa?

Karena ketika kita tidak membiarkan atau memberi kesempatan bagi diri kita untuk menikmati uang hasil kerja keras kita, kita bisa sampai pada satu titik di mana kita merasa kesal, stres, atau marah, sehingga pada akhirnya kita menjadi bersikap acuh tak acuh.

Hal ini tidak baik, karena uang yang seharusnya sudah dialokasikan untuk tujuan keuangan tertentu malah kita gunakan untuk belanja yang tidak perlu. Ini membuat anggaran kita jadi kacau, bukannya menambah tabungan, malah menambah utang.

Jadi karena uang untuk bersenang-senang ini penting, kita harus bisa mengalokasikannya dalam anggaran bulanan. 

Tapi yang perlu diingat adalah bahwa anggaran setiap orang berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing.

Jika situasi keuangan kita sedang sulit, alokasikan sedikit saja, misalnya sekitar 5% dari gaji kita untuk anggaran bersenang-senang ini. Jangan terlalu banyak, agar tidak mengganggu tujuan keuangan lainnya.

 

Kemudian, jika beberapa tujuan keuangan kita sudah tercapai, bolehlah kita tambah sedikit dana untuk bersenang-senang.

Misalnya, menjadi 10%, atau jika dana darurat dan uang pensiun kita sudah terkumpul, mungkin bisa kita naikkan lagi, tidak masalah. Kita bisa meningkatkan porsi uang untuk bersenang-senang hingga 20%.

Semua ini tergantung pada kondisi keuangan masing-masing, karena kita sendiri yang tahu kondisi keuangan kita seperti apa.

Jangan sampai dana yang disiapkan untuk bersenang-senang ini terlalu besar sehingga kita jadi sulit mencapai tujuan keuangan yang sebenarnya. Jadi, perlu hati-hati dalam mengalokasikannya.

Meskipun porsi uang untuk bersenang-senang tidak besar, kita tetap bisa menikmati hidup dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Misalnya, membuat acara potluck dengan teman-teman.

Jadi, kita harus bisa menyiasati dana untuk bersenang-senang ini. Walaupun tidak banyak, kita tetap bisa menikmatinya.

Menyisihkan uang untuk bersenang-senang itu penting karena bisa menjaga kita tetap termotivasi untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan tanpa harus kehilangan kesempatan untuk menikmati hidup.