Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hentikan Kebiasaan Boros! Cara Jitu ini Bisa Mengurangi Pengeluaranmu

Bagi kamu yang merasa sangat sulit mengendalikan pengeluaran, bagi kamu yang merasa berapa pun uang yang kamu miliki selalu habis, dan bagi kamu yang merasa sangat boros sehingga tidak bisa menabung, mungkin artikel ini bisa membantu.

Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana cara mengurangi pengeluaran secara ekstrem agar kita bisa menabung, lebih hemat, dan lebih produktif.


Cara Mengurangi Pengeluaran!

1. Mengurangi Kebiasaan Makan di Luar

Mengurangi Kebiasaan Makan di Luar
freepik.com

Coba deh kamu teliti, bagaimana kebiasaanmu makan di luar selama ini? Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan untuk sekadar nongkrong, beli makan, atau sekadar minum bareng teman-temanmu?

Kebiasaan makan di luar rumah adalah kebiasaan yang punya potensi besar menghabiskan uang kita tanpa di sadari.

Apakah berarti kita sama sekali tidak boleh makan di luar? Bukan seperti itu. Kita boleh makan di luar, tetapi kita harus membatasinya. Mungkin seminggu sekali atau dua minggu sekali, silakan kamu yang menetapkan.

Jika kamu setiap hari sarapan di luar, makan siang di kantin kantor, atau makan malam di warung sebelah tempat bekerja, bisa jadi di sanalah sebagian besar uangmu habis.

Cerita akan berbeda jika kamu memasak di rumah. Misalnya kamu sarapan di rumah, membawa bekal untuk makan siang di kantor, dan makan malam di rumah. 

Dengan mengurangi tiga kebiasaan makan di luar ini, kamu sudah sangat-sangat membantu dirimu untuk berhemat dan bisa menyimpan banyak sekali uang.

2. Terlalu Sering Traktir Teman

Terlalu Sering Traktir Teman
freepik.com

Salah satu kebiasaan lain yang juga cukup berbahaya dari sisi finansial adalah terlalu sering mentraktir teman-teman kita.

Bersenang-senang bersama teman itu baik, tetapi ketika terlalu sering setiap kali bertemu teman kemudian kita traktir, atau saat nongkrong kita yang membayar semuanya, itu bisa menguras kantong.

Jika dalam tiga kali nongkrong bareng teman-teman kita selalu mentraktir mereka, itu cukup lumayan menghabiskan uang.

Saya punya seorang teman yang memang memiliki kebiasaan seperti itu. Setiap bertemu siapa pun dia pasti akan mentraktir, selalu seperti itu.

Sampai pada akhirnya dia sadar, "Saya terlalu boros," dan akhirnya dia tidak menyiapkan uang untuk tabungan keluarganya, dia tidak menyiapkan uang untuk dana pendidikan anaknya.

Di titik itulah dia mulai sadar bahwa berbuat baik kepada banyak orang itu keren, tapi berbuat baik pada diri sendiri itu juga jauh lebih keren.

Dalam prinsip mengelola uang, kita harus mengikuti metode tim SAR. Orang-orang yang membantu menyelamatkan orang lain saat bencana dari tim SAR memiliki satu prinsip: "Selamatkan diri sendiri dulu sebelum menyelamatkan orang lain, amankan diri sendiri sebelum mengamankan orang lain."

Mereka memang ingin menolong orang lain, tetapi yang harus dipastikan terlebih dahulu adalah keselamatan mereka sendiri.

Begitu juga dalam konsep finansial. Memberi kepada orang lain itu keren, mentraktir teman itu sangat baik, tetapi sebelum itu, traktirlah dirimu sendiri, keluargamu sendiri, dan masa depanmu.

Apa maksudnya? Jika anak-anak kita bersekolah, pastikan uang tabungan untuk mereka sudah ada. Kita butuh uang pensiun, pastikan anggaran untuk pensiun sudah disiapkan.

Jika kita sudah menganggarkan uang untuk dana pendidikan anak, untuk pensiun dan untuk asuransi kesehatan kita, silahkan traktir teman-temanmu.

Jika kamu sudah mentraktir dirimu sendiri dalam bentuk investasi untuk masa depanmu, barulah kamu boleh mentraktir orang lain.

Bukan berarti kita harus pelit. Tidak! Memberi kepada orang lain memang penting, tetapi memberi kepada diri sendiri dan keluargamu jauh lebih penting. Amankan itu dulu, setelah itu barulah kita membantu orang lain.

Jadi, ingat-ingat seberapa sering kamu mentraktir teman-temanmu. Jika terlalu sering, mungkin itu yang harus kita perbaiki untuk menyehatkan kondisi finansial kita.

3. Menuruti Hobi

Menuruti Hobi
freepik.com

Faktor lain yang menyebabkan uang kita keluar tanpa terkendali adalah hobi. Banyak orang dengan hobinya rela mengeluarkan puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah.

Pertanyaannya, apakah itu layak? Pada akhirnya, keputusan kembali kepada diri kita. Jika kamu mengeluarkan 10 juta untuk hobimu, pastikan kamu mengeluarkan setidaknya 20 juta untuk investasi.

Buat perbandingan 1 banding 2: satu untuk hobimu dan dua untuk investasimu. Jika kamu sudah melakukan ini, maka tidak ada masalah.

Berapa pun uang yang kamu keluarkan untuk hobimu, selama kamu mengeluarkan dua kali lipat untuk investasi dan keluargamu itu tidak masalah.

Masalahnya adalah, jika kamu mengeluarkan uang untuk hobimu tetapi tidak pernah mengeluarkan uang untuk pendidikan anakmu, kesehatanmu, atau tabungan masa depan, itu adalah kekonyolan.

Jika itu yang terjadi, hati-hati! ,Jangan-jangan bukan hobi yang layak untuk kita ikuti, jangan-jangan ini yang membuat selama ini uang kita habis.

Bagi kamu yang suka hobi apa pun, apakah itu motor, mobil, jalan-jalan, atau bahkan makan, yuk evaluasi berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk itu.

Pastikan semuanya terstruktur dan direncanakan. Tidak masalah punya hobi selama kita mampu mengendalikannya. Jika tidak, hati-hatilah karena itu bisa menghancurkan kita.

Saya punya teman baik yang hobinya memancing. Dia rela mengeluarkan berapa pun untuk hobinya, bahkan kadang dia tidak peduli dengan uang saku anaknya.

Di titik inilah yang sangat berbahaya. Saya berharap kita semua mampu dan mau mengevaluasi diri agar tidak melakukan hal seperti itu.

4. Gadget, Mobil, dan Motor

Gadget, Mobil, dan Motor
freepik.com

Faktor lain yang patut diduga sebagai sumber utama yang menghabiskan uang kita, yang membuat kita terlalu boros dan sulit menabung adalah gadget, mobil, dan motor.

Banyak orang yang setelah melihat motor baru keluar, tertarik untuk membelinya dengan menjual motor lamanya dan kemudian membeli motor baru secara kredit.

Atau, ada orang yang setelah 5 sampai 10 tahun merasa bosan dengan mobilnya dan menggantinya dengan mobil baru. 

Mereka melakukan mekanisme yang sama, yaitu menjual mobil lama untuk dijadikan sebagai DP dan kemudian membeli mobil baru secara kredit.

Akhirnya mereka terus-menerus terjebak dalam hutang, dan pada titik ini uang mereka habis hanya untuk membeli motor atau mobil.

Belum lagi dengan gadget. Berapa banyak orang ketika gadget baru muncul merasa tertarik untuk membelinya. Cara yang dilakukan adalah dengan menjual gadget lamanya, dan ini terus berulang.

Mudah-mudahan kamu tidak melakukan ini. Namun, jika ternyata kamu melakukan hal yang sama, yuk ubah kebiasaan ini. Hati-hati jangan terjebak dengan gadget, motor, dan mobil, karena itu tidak ada habisnya.

Setiap hari selalu muncul gadget baru, setiap tahun selalu muncul mobil dan motor dengan model dan varian baru. Jika kita terus mengikuti tren ini maka tidak ada habisnya.


Itulah beberapa pengeluaran yang patut kita cermati. Jika kita mampu mengubah semua itu, bisa dipastikan kondisi finansial kita akan lebih baik, kita bisa lebih hemat, kita punya tabungan lebih banyak, dan pada akhirnya bisa berinvestasi.