Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Dampak Negatif Membeli Mobil Tanpa Persiapan Finansial yang Matang

Bagi sebagian orang mobil adalah indikator dari pencapaian finansial, seseorang yang memiliki mobil dianggap secara finansial lebih sukses jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki mobil.

Pertanyaannya apakah benar seperti itu? Tanpa disadari itu hanya sebuah mitos. Sadar atau tidak, membeli sebuah mobil bisa menjadi keputusan finansial yang sangat buruk bagi mereka yang tidak siap.

Mengapa demikian? Pada artikel ini, kami akan membahas empat dampak negatif yang akan muncul ketika kamu membeli sebuah mobil jika kamu tidak benar-benar siap secara finansial.


Dampak Buruk Membeli Mobil

1. Passive Spending

Passive Spending

Dampak negatif pertama yang akan muncul setelah kamu membeli sebuah mobil terutama mobil baru kamu akan mengalami apa yang disebut passive spending.

Banyak orang bermimpi memiliki passive income, sebuah situasi di mana ketika kita tidur atau jalan-jalan, kita tetap berpotensi mendapatkan penghasilan.

Namun, situasi berbeda terjadi ketika kamu membeli sebuah mobil, kamu akan mengalami passive spending.

Passive spending adalah situasi di mana ketika kita tidur atau jalan-jalan, uang kita semakin lama semakin berkurang. 

Kita mengeluarkan lebih banyak uang tanpa kita sadari. Itulah yang terjadi ketika kamu membeli sebuah mobil.

Ilustrasi singkatnya begini: "Ketika kita membeli sebuah mobil dengan harga 350 juta, pertanyaannya jika mobil itu kita jual 6 bulan kemudian, apakah harganya akan naik? Tentu semua sepakat bahwa mobil itu akan mengalami penurunan harga.

Katakanlah setelah satu tahun ternyata nilai mobil itu hanya 300 juta, artinya dalam waktu 1 tahun kita mengalami kerugian 50 juta.

Jika kita kalkulasi dalam sehari kita akan mengeluarkan uang Rp135.000 dan dalam sebulan sekitar 4,1 juta. Apakah mobil itu kita gunakan atau tidak, setiap hari kita akan kehilangan uang sebanyak 135.000.

Jika mobil itu kita parkir di rumah selama seminggu dan tidak digunakan sama sekali, kita tetap mengalami kehilangan uang dari penurunan nilai mobil tersebut yang rata-rata 135.000 setiap harinya.

Inilah passive spending, situasi ini akan sangat terasa jika kamu membeli mobil baru, terutama jika mereknya tidak terlalu disukai oleh pasar, sehingga penurunan nilainya akan semakin besar dan kita akan semakin mengeluarkan lebih banyak uang secara pasif.

Jika di saat yang sama ternyata pendapatan kita tidak mengalami kenaikan yang lebih besar daripada penurunan harga mobil tersebut, artinya ini adalah keputusan finansial yang buruk.

Kita telah mengeluarkan uang dan setelah uang itu keluar, kita tidak mendapatkan keuntungan, malah sebaliknya kita semakin banyak kehilangan uang.

Inilah alasan mengapa mobil disebut sebagai salah satu keputusan finansial yang buruk karena tidak semua orang yang memutuskan membeli mobil bisa mendapatkan keuntungan darinya.

Sebaliknya, mereka malah otomatis mengalami kerugian secara finansial akibat depresiasi atau yang kita kenal juga sebagai passive spending.

2. Setelah Membeli Mobil, Pengeluaran Kita Naik

Setelah Membeli Mobil, Pengeluaran Kita Naik

Keputusan untuk membeli mobil bisa menjadi keputusan yang tidak baik secara finansial karena setelah kita membeli sebuah mobil pengeluaran kita otomatis naik.

Jika biasanya kita membutuhkan uang hanya Rp100.000 untuk kebutuhan parkir dan membeli bensin untuk motor, maka setekah kita membeli sebuah mobil kondisinya akan berbeda.

Pengeluaran parkir kita naik, mungkin dari Rp2.000 menjadi Rp5.000. Kemudian pengeluaran bensin juga meningkat, mungkin dari Rp50.000 atau Rp100.000 menjadi Rp300.000 bahkan Rp500.000.

Jika situasi ini tidak diiringi dengan kenaikan penghasilan, otomatis ini akan mengganggu keuangan kita. 

Namun jika kenaikan pendapatan kamu lebih besar daripada kenaikan pengeluaran untuk biaya operasional, maka tidak masalah jika kamu membelinya, artinya kamu siap untuk membeli mobil.

Sebaliknya, jika ternyata kamu tidak memiliki kenaikan pendapatan dan justru setelah membeli mobil pendapatan kamu stagnan, sementara pengeluaran kamu meningkat, artinya kamu tidak benar-benar siap memiliki mobil. 

Di titik ini, membeli mobil bisa menjadi keputusan finansial yang kurang baik.

Ketika kita membeli sebuah mobil, selain harus menyiapkan uang untuk biaya operasional seperti membeli bensin dan biaya parkir atau biaya tol, kita juga harus menyiapkan uang untuk biaya perawatan.

Biaya perawatan untuk sebuah mobil jelas lebih besar dan lebih mahal dibandingkan biaya perawatan sebuah motor. 

Mulai dari biaya ganti oli hingga biaya servis rutin, semuanya lebih besar. Jika kita tidak siap dengan situasi ini maka bisa di pasti kamu akan menyesal ketika mengambil keputusan untuk membeli sebuah mobil.

Belum lagi jika terjadi kerusakan, biaya perbaikan yang muncul kemudian harus kita tanggung dan biaya ini bisa sangat menguras kantong.

Pertanyaannya, apakah kamu siap? Jika tidak!, lebih baik jangan membeli mobil. 

Di titik ini, mengapa kami menyebut membeli mobil bisa menjadi keputusan finansial yang sangat buruk karena sebenarnya kita mungkin tidak layak dan tidak siap untuk membelinya. 

Ketika kita sudah membelinya dan terjadi kerusakan, kemudian kita tidak siap dengan uang untuk memperbaikinya, kita mungkin terpaksa berutang, dan pada titik ini kondisi finansial kita punya potensi semakin memburuk.

3. Gaya Hidup Berubah

Gaya Hidup Berubah

Ketika kita membeli sebuah mobil, otomatis gaya hidup kita berpotensi berubah. 

Jika biasanya kita bepergian menggunakan motor dan mengenakan pakaian sembarangan tanpa terlalu banyak berpikir, maka setelah memiliki mobil dan nongkrong di Cafe kita mungkin akan berpikir, "Ah, rasanya tidak pantas kalau hanya membeli secangkir kopi." Akibatnya, kita berpotensi menambah pengeluaran untuk gaya hidup.

Pakaian akan kita sesuaikan, sepatu akan kita sesuaikan, tas juga akan kita sesuaikan, karena sekarang yang kita bawa berbeda. "Masa membawa mobil tapi pakaiannya biasa-biasa saja?" Terkadang ada rasa gengsi yang meningkat setelah kita membawa mobil.

Dengan demikian, pengeluaran kita juga cenderung naik. Memang ini adalah dampak tidak langsung dan tidak semua orang mengalami hal ini. 

Namun jika ini terjadi artinya kita berpotensi besar mengalami kenaikan pengeluaran. Jika pada saat yang sama penghasilan kita tidak naik, ini akan menjadi masalah yang semakin rumit.

4. Kehilangan Kesempatan untuk Melakukan Investasi

Kehilangan Kesempatan untuk Melakukan Investasi

Kita akan berpotensi kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi ketika kita membeli sebuah mobil.

Jika penghasilan kita terbatas, katakanlah hanya 10 juta rupiah per bulan, kemudian kita nekat membeli sebuah mobil dan membayar cicilannya sebesar 3 juta rupiah per bulan, ditambah biaya operasional 2 juta, maka kita kehilangan potensi untuk melakukan investasi sebesar 5 juta rupiah setiap bulannya.

Andaikata uang itu kita gunakan untuk berinvestasi misalnya dalam waktu 10 tahun tentu uang kita akan bertamabah.

Di sisi lain, jika kita membeli mobil hari ini, kita bisa memastikan bahwa 10 tahun lagi nilai mobil tersebut sangat mungkin hanya sekitar 30 hingga 40% dari harga pembelian awal.

Berbeda ketika kita berinvestasi, jika kita rutin melakukannya selama 10 tahun, uang kita bisa naik berkali-kali lipat.

Pada titik ini, pertimbangkanlah sebelum membeli sebuah mobil. Pastikan kamu siap dan layak secara finansial. Jika tidak, lebih baik dihindari.