Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ingin Kaya Raya? Ikuti 5 Nasihat Keuangan Sederhana dari Warren Buffett Ini

Ingin hidup kaya raya dan berkecukupan itu rasanya menjadi mimpi hampir setiap orang, namun sayangnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara mewujudkannya.

Dalam artikel ini kami ingin mengajak kalian semua untuk belajar finansial dari salah satu seorang investor terbaik Warren Buffett. 

Ada 5 nasihat keuangan yang disampaikan oleh Warren Buffett, dan jika kita mampu mengikuti nasihat-nasihat tersebut, kita punya potensi untuk meraih kesuksesan finansial seperti yang telah dicapai olehnya.


5 Nasehat Keuangan Warren Buffett

Apa saja 5 nasihat keuangan yang dapat kita terapkan agar kita mampu menjadi kaya? Yuk, baca terus artikel ini sampai selesai!

1. Mindset Zero Balance

Ingin Kaya Raya? Ikuti 5 Nasihat Keuangan Sederhana dari Warren Buffett Ini
freepik.com

Salah satu hal penting yang harus kita hindari jika ingin tumbuh menjadi orang kaya raya adalah memiliki mindset "Zero Balance."

Mindset ini bisa membuat siapa pun, tidak peduli seberapa banyak uang yang mereka miliki akan berpotensi jatuh miskin.

Kaya dan miskin tidak sepenuhnya tergantung pada seberapa besar penghasilan seseorang seperti pada artikel yang telah kami bagikan sebelumnya mengenai 5 model orang miskin.

Seseorang yang dikatakan miskin bukan berarti dia tidak memiliki penghasilan yang tinggi.

Orang dengan penghasilan 10 juta, 20 juta, bahkan 100 juta sekalipun tetap bisa dianggap miskin jika memiliki mindset "Zero Balance."

Mindset ini membuat banyak orang hidup seperti ayam yang pergi pagi pulang sore tanpa membawa sisa apapun. Apa yang mereka dapatkan hari ini, mereka habiskan hari itu juga.

Banyak orang yang terjebak mindset ini membuat berapapun penghasilan mereka selalu saja habis. Mindset ini menganggap apa yang kita keluarkan sama persis seperti apa yang kita dapatkan.

Jika kita punya 10 juta, maka kita keluarkan 10 juta. Jika kita punya 100 juta, maka 100 juta itu kita habiskan.

Jika kamu menganut mindset ini, maka sulit untuk kita untuk menjadi kaya, karena kita tidak bisa punya tabungan, karena kita tidak bisa investasi.

Satu hal yang harus kita pahami yang membuat kita kaya itu bukanlah uang yang kita dapatkan, tapi uang yang mampu bekerja untuk kita.

Warren Buffett pernah mengatakan, "Jika kamu tidak bisa mendapatkan uang sambil tidur, maka kamu akan bekerja selamanya."

Orang-orang yang bekerja selamanya adalah mereka yang punya mindset Zero Balance ini. Kenapa? Karena ketika hari ini mereka bekerja dan mendapat 500 ribu, maka 500 ribu itu akan habis.

Jika ini terus terjadi, maka berapapun income kita, kita punya potensi untuk menjadi miskin. 

Agar kita bisa mengendalikan uang kita agar tidak selalu habis, agar kita bisa lepas dari mindset ini maka terapkanlah aturan 5 kali.

Maksudnya, kamu boleh membelanjakan sesuatu, boleh membeli sesuatu jika kamu punya uang untuk membelinya sebanyak 5 kali lipat.

Misalnya, jika kamu ingin belanja dengan nilai 20.000 ribu, maka kamu harus punya uang 100.000 ribu.

Jika ingin membeli dengan nilai 50.000 ribu, maka kamu harus punya 250.000 ribu, atau singkatnya jika kita sederhanakan, belanjakan hanya 20% saja. Kamu lihat berapa uangmu, maka ambil 20%nya, itulah yang baru boleh kita belanjakan.

Jika kita ingin membeli sesuatu misalnya sepatu, cek berapa banyak uangmu. Jika sepatu itu harganya Rp 500.000, maka minimal kamu harus punya uang Rp 2.500.000.

Jika kamu ingin membeli sebuah tas dengan harga 1 juta, maka minimal kamu harus punya uang 5 juta.

Jika cara ini mampu kita terapkan, maka kita bisa melepaskan diri dari mindset Zero Balance, sebuah mindset yang bisa membuat uang kita selalu habis.

2. Jebakan Pembayaran

Jebakan Pembayaran
freepik.com

Banyak orang terlihat hanya sekadar kaya. Ketika mereka punya mobil, kemudian punya rumah, punya barang-barang bermerek, secara status sosial mereka akan dianggap kaya. Padahal belum tentu.

Banyak orang yang punya mobil, punya rumah, dan punya barang-barang mewah yang sebenarnya terjebak dalam jebakan pembayaran.

Maksudnya begini, mobil mungkin harganya 400 juta, tapi untuk memiliki sebuah mobil kamu tidak perlu punya uang 400 juta. 

Cukup dengan uang 40 juta kamu sudah bisa punya mobil. Selanjutnya kamu bisa mencicilnya, katakanlah 5 juta per bulan.

Rumah itu harganya bisa jadi 300-400 juta, bahkan lebih. Tapi untuk membelinya kamu tidak harus memiliki uang sebanyak itu. 

Cukup dengan 50 juta saja kamu sudah bisa mempunyai rumah. Selanjutnya kamu tinggal menegosiasikan berapa cicilannya setiap bulan.

Inilah jebakan pembayaran. Kita tidak harus membayar sesuai dengan nilai barang yang kita inginkan. Mungkin hanya sebagian saja, kita sudah bisa memilikinya.

Banyak orang terlihat kaya karena ini. Apa yang terjadi? Coba bayangkan jika kamu punya penghasilan 15 juta.

Cicilan mobil kamu 5 juta, cicilan rumah 5 juta, maka uang kita sebenarnya tinggal 5 juta. Belum lagi jika kita punya pengeluaran-pengeluaran tertentu yang terpaksa dan mendesak, maka di titik ini kesulitan finansial berpotensi untuk terus menggerogoti kita.

Maka hati-hatilah, jangan terjebak pada mekanisme pembayaran semu, seolah-olah kita mampu tapi sebenarnya tidak. Kita justru terjebak dalam hutang.

Lantas, bagaimana solusinya? 

Belilah barang yang memang benar-benar mampu kita bayar secara penuh. Jangan pernah membeli sesuatu yang sebenarnya kita tidak mampu membayarnya agar kita tidak terjebak pada pembayaran semu.

3. Membedakan Liabilitas dan Aset

Membedakan Liabilitas dan Aset
freepik.com

Hal ketiga yang harus kita ikuti dari Warren Buffett adalah kemampuan yang sangat baik untuk membedakan antara liabilitas dan aset.

Harta benda yang kita miliki mempunyai dua sifat. Sifat pertama, harta benda tersebut punya potensi menghasilkan uang. Sifat kedua, harta benda tersebut justru punya potensi menghabiskan uang.

Di titik ini, Warren Buffett mengajarkan kepada kita untuk fokus pada aset dan berhati-hatilah dengan liabilitas.

Aset adalah segala hal yang jika kita membelinya, kita punya potensi mendapatkan uang. Sementara itu, liabilitas adalah segala sesuatu yang jika kita beli justru punya potensi mengeluarkan uang dan menghabiskan uang.

Sampai dengan hari ini, Warren Buffett masih menggunakan mobil tuanya. Sampai saat ini, Warren Buffett juga masih tinggal di rumah yang telah dia tinggali lebih dari 50 tahun.

Apa yang dia pakai juga sederhana. Apa yang dia gunakan hampir jauh dari barang-barang bermerek.

Kenapa dia melakukan itu? Karena Warren Buffett menerapkan prinsip ini: "Lebih fokus pada aset daripada liabilitas".

Jika kita terjebak dalam membeli liabilitas, membeli barang-barang yang potensial menghabiskan uang, maka di sini kita akan sulit menjadi kaya. Inilah yang membuat banyak orang hanya terlihat kaya, tapi sebenarnya mereka miskin.

Salah satu aturan yang dapat kita pegang agar kita tidak terlalu terjebak dalam membeli liabilitas dan bisa mulai membeli aset adalah dengan menerapkan aturan sederhana ini.

Jika kamu belanja di Indomaret sebesar 100.000, maka kamu harus punya uang minimal 20.000 untuk berinvestasi.

Intinya, setiap kita belanja, setiap uang yang kita keluarkan untuk membeli liabilitas, harus ada minimal 20% yang kita gunakan untuk membeli aset.

Jika kita tarik ke contoh lain, jika kamu ingin membeli mobil dengan harga 100 juta, maka kamu harus punya uang minimal 20 juta untuk di investasikan.

Aturan ini membuat kita tidak hanya terjebak pada membeli liabilitas , tapi juga membuat kita mulai berpikir untuk membangun dan membeli aset.

4. Jangan Pernah Membeli Gengsi

Jangan Pernah Membeli Gengsi
freepik.com

Banyak orang terjebak pada gengsi karena mereka ingin dihargai, karena mereka ingin dianggap hebat, atau karena mereka ingin dihormati oleh orang lain.

Satu hal yang harus kita ingat, jangan pernah menempatkan penghargaan orang lain berdasarkan penampilan kita, dari apa yang kita pakai. 

Sebaliknya, buatlah orang menghargai kita berdasarkan apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan.

Jika kita menempatkan penghargaan orang lain pada apa yang kita pakai, maka kita akan terjebak pada gengsi. Kita akan terjebak untuk membeli merek tertentu, lalu beralih ke merek berikutnya.

Orang-orang yang membeli gengsi adalah orang-orang yang terlihat kaya, tapi belum tentu mereka benar-benar kaya.

Kita harus banyak belajar dari Warren Buffett. Ia memilih untuk hidup sangat sederhana. Mobil yang ia gunakan adalah mobil murah. 

Ketika membeli hadiahpun Buffett juga memberikan sesuatu yang sederhana, tidak perlu sesuatu yang sangat mahal.

Ia juga punya hobi yang terjangkau, dan rumah tempat tinggal yang ditempati Warren Buffett hari ini masih rumah yang sama dengan 50 tahun yang lalu. Artinya, ia tidak terlalu memikirkan soal gengsi, ia lebih fokus pada bagaimana berinvestasi.

5. Jangan Terjebak pada Gaya Hidup Mewah

Jangan Terjebak pada Gaya Hidup Mewah
freepik.com

Hari ini media sosial telah menghadirkan sebuah realitas maya di mana banyak orang terlihat keren, terlihat kaya, terlihat luar biasa, padahal sebenarnya hidup mereka tidak sekeren itu, tidak seluar biasa itu.

Akhirnya ketika banyak orang pamer di media sosial dan menampilkan sesuatu yang kelihatannya luar biasa banyak orang ingin menirunya, termasuk mungkin kita sendiri.

Di titik ini, mari kita fokus untuk hidup sederhana. Fokuslah untuk mengejar mimpi besar kita dan jangan terjebak pada gaya hidup mewah.

Gaya hidup mewah adalah sesuatu yang punya potensi memenjarakan kita dalam lubang kemiskinan, mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti.


Itulah 5 nasihat keuangan yang perlu kita cermati dari sang maestro investasi, Warren Buffett. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!