Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Keluar dari Jebakan Pasif Spending dan Raih Kebebasan Finansial

Ketika orang-orang kaya berjuang untuk mewujudkan apa yang disebut sebagai pasif income, sebagian besar dari kita justru terjebak dalam apa yang disebut pasif spending.

Pasif spending inilah yang membuat banyak orang kaya jatuh miskin, yang membuat orang miskin tetap miskin dan orang-orang dari golongan menengah sulit untuk menjadi kaya bahkan memiliki potensi besar untuk terjebak dalam kemiskinan.

Apa sih pasif spending itu dan kenapa pasif spending itu berbahaya? Yuk, simak terus penjelasan artikel berikut ini.

Sebelum membahas apa itu pasif spending, kami ingin mengajak kalian semua untuk mengenal apa yang disebut pasif income.


Apa itu Pasif Income?

Apa itu pasif income?
freepik.com

Pasif income adalah sebuah situasi di mana ketika kita tidur, ketika kita jalan-jalan, atau ketika kita santai di rumah berkumpul bersama keluarga, kita tetap bisa menghasilkan uang.

Pasif income adalah sebuah harapan dan sebuah impian banyak orang di mana mereka tidak harus bekerja untuk menghasilkan uang.

Sementara ketika seseorang masih harus bekerja, masih harus menukarkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk menghasilkan uang, maka mereka baru berada pada level aktif income.

Mereka harus aktif melakukan sesuatu untuk bisa mendapatkan income, sementara pasif income sebaliknya.

Mereka bisa menikmati waktu, menikmati suasana, dan menikmati apa pun yang ingin mereka nikmati tanpa harus bekerja tetapi tetap menghasilkan uang.

Ketika seseorang telah mencapai pasif income, artinya mereka telah mendapatkan kebebasan finansial. Mereka santai dalam hidupnya karena tidak terbebani lagi oleh pekerjaan dan target.

Secara finansial semuanya sudah cukup sehingga tanpa mereka harus bekerja, uang mereka akan terus bertumbuh.

Artinya, kalaupun mereka bekerja, tujuannya bukan lagi uang, tetapi aktualisasi diri. Lebih untuk mengembangkan diri dan menikmati pekerjaannya.

Pada dasarnya orang-orang dengan level pasif income adalah orang-orang dengan potensi kekayaan yang sangat besar. Namun situasinya berbeda dengan apa yang disebut pasif spending. 

Ketika pasif spending kita lebih besar daripada pasif income, maka kita ada dalam situasi sulit. Atau ketika pasif spending kita lebih besar daripada aktif income, kita punya potensi untuk jatuh miskin.

Begini, aktif income adalah situasi ketika kita bekerja kita mendapatkan uang, sementara pasif income adalah situasi ketika kita tidak melakukan apa-apa tetapi tetap bisa menghasilkan uang.

Baca juga: Tips Membangun Kebebasan Finansial Apapun Profesimu Saat Ini

Apa itu Pasif Spending?

Apa itu pasif spending?
freepik.com

Sementara, pasif spending adalah situasi di mana kamu tidur, kamu santai di rumah, kamu tidak melakukan apa-apa, tetapi semakin lama uang kamu semakin habis, semakin lama kekayaan kamu semakin menipis.

Pasif spending adalah kebalikan dari pasif income. Di mana pasif income kita santai tetapi tetap mendapatkan uang, sementara pasif spending kita santai tetapi semakin lama uang kita semakin habis.

Pendek kata, dalam tidur pun kita menghabiskan uang, dalam kondisi santai sekalipun uang kita terus mengalir tanpa mampu kita kontrol dan tanpa mampu kita kendalikan. 

Inilah yang membuat banyak orang kaya jatuh miskin dan inilah yang membuat banyak orang miskin tetap miskin.

Inilah yang membuat golongan menengah sulit untuk menjadi kaya, namun memiliki potensi besar untuk jatuh miskin karena dalam situasi apa pun uang mereka semakin lama semakin tergerus, semakin habis, dan semakin menipis.

Tanpa sadar saat mereka membeli sesuatu yang memiliki sifat pasif spending. Mereka mengoleksi benda, mengoleksi harta, tetapi semuanya tidak memiliki sifat produktif, justru sebaliknya konsumtif.

Sehingga sebanyak apa pun harta benda yang mereka miliki selama itu bersifat pasif spending lambat laun semuanya akan habis.

Ketika pasif spending kita lebih besar dibandingkan dengan income yang kita terima, percayalah berapa pun banyaknya income kita tidak ada gunanya karena semuanya akan habis.

Karena dalam tidur pun kita mengeluarkan uang, ketika suasana santai di rumah pun uang kita semakin lama semakin habis.


Apa Saja Bentuk-bentuk Pasif Spending itu?

Apa saja bentuk-bentuk pasif spending itu?
freepik.com

Ketika kita membeli sesuatu dan setelah kita membelinya justru nilai uang yang kita keluarkan untuk membeli sesuatu itu semakin lama semakin turun.

Contoh kita membeli mobil. "Hari ini saya membeli mobil dengan harga 350 juta". Pertanyaannya, bagaimana harganya setelah 6 bulan kemudian?

Mobil itu memiliki potensi menjadi 300 juta. Apakah kita menggunakan atau tidak mobil itu, maka bisa jadi dalam waktu 6 bulan mobil kita akan turun nilainya.

Atau ketika kita membeli sebuah tas branded (tas bermerek). Kita membelinya dengan harga 5 juta, 10 juta, bahkan 20 juta.

Pertanyaannya, setelah 3 tahun kemudian apakah uang 20 juta yang kita gunakan untuk membeli tas branded tersebut masih sama?

Apakah kita bisa menjual tas tersebut dengan nilai yang sama? Jika ternyata setelah kita membelinya justru nilainya turun bahkan tidak ada nilainya, maka inilah pasif spending.

Bayangkan jika kita membeli tas 30 juta dan 3 tahun kemudian dijual dengan harga hanya 3 juta, berapa banyak uang yang kita habiskan.

Ketika kita membeli tas kemudian tas itu kita taruh di dalam sebuah etalase dan kita tidak menggunakannya, tetapi setiap hari, setiap detik, setiap waktu, kita telah mengeluarkan atau menghabiskan uang kita lewat turunnya nilai dari tas tersebut.

Apapun contoh barang yang ketika kita membelinya sekarang dan kemudian memiliki potensi untuk semakin lama nilainya semakin turun, itulah pasif spending.


Selain barang-barang bermerek, selain mobil, ada lagi yang mungkin tanpa kita sadari merupakan pasif spending.

Misalkan kita berlangganan TV berbayar atau kita menjadi anggota dari sebuah klub, entah itu gym, klub renang, atau mungkin klub hobi yang kemudian kita ikuti.

Katakanlah kita ikut menjadi anggota dari sebuah gym, kemudian kita membayar untuk 6 bulan. Setelah kita membayar, apakah kita menggunakannya atau tidak, uang itu tidak bisa kita tarik.

Katakanlah kita dalam 1 bulan hanya menggunakan sekali, artinya dalam 6 bulan kita hanya menggunakan 6 kali.

Maka 6 kali yang kita gunakan itu tetap saja akan setara dengan 6 bulan. Maka di titik ini ketika kita berlangganan sesuatu, hati-hatilah.

Apapun yang sifatnya berlangganan, kita harus bijak. Jangan sampai kita membayar sekali tetapi sebenarnya kita rugi, sebenarnya kita tidak benar-benar memanfaatkan apa yang kita gunakan itu.

Pada akhirnya, yuk bijak, hati-hati jangan terjebak dalam pasif spending yang terlalu besar. Hati-hati membeli barang-barang bermerek karena sebenarnya setelah kita membelinya kita akan kehilangan uang.

Baca juga: Jenis Pengeluaran yang Berpotensi Menyeret Kamu ke Jurang Kemiskinan Menurut Warren Buffett

Karena barang-barang bermerek tersebut memiliki potensi kecil untuk kembali dengan nilai yang setara. 

Kemudian ketika kita membeli mobil baru, setelah kita membeli mobil baru, apa yang terjadi?

Apakah mobil itu kita pakai atau tidak, apakah mobil itu kita gunakan atau kita biarkan begitu saja di dalam garasi, kita tetap mengeluarkan uang.

Setiap hari bisa jadi kita mengeluarkan uang 500.000 karena mobil kita nilainya semakin lama semakin turun. Atau ketika kita berlangganan apapun jenis langganannya, kita harus lebih bijak.

Jangan karena merasa "Kalau saya langganan setahun lebih murah, saya ambil setahun ah" daripada seperti itu dan ternyata kita tidak menggunakannya, lebih baik kita berlangganan setiap bulan saja.

Pada saat butuh kita gunakan, kemudian membayar langganannya. Kalaupun kita tidak butuh, ya sudah tidak usah dan tidak perlu berlangganan. 

Jadi yuk bijak, jangan berlangganan sesuatu setahun jika ternyata kita tidak gunakan.

Baca juga: Dampak Negatif Membeli Mobil Tanpa Persiapan Finansial yang Matang

Inilah beberapa model pasif spending yang jika kita selalu melakukannya, uang kita tidak akan semakin banyak, tetapi semakin turun, semakin sedikit, semakin menipis, dan pengeluaran kita dalam kondisi tidur pun akan terus berjalan.